Apakah persamaan antara
sayap burung dengan tangan manusia atau kaki depan kuda. Meskipun kesamaanya
sedikit sekali, ternyata semua anggota depan vertebrata mempunyai kesamaan
struktur. Lengan atas terdiri dari satu tulang, lengan bawah terdiri dari dua
tulang dan kemudian dapat dilihat adanya tulang-tulang kecil yang membentuk
telapak dan jari tangan. Dalam perjalanan evolusi dapat terjadi sejumlah
perubahan, misalnya pertumbuhan legan atas yang lebih lambat, sehingga
proporsinya tidak sama (Djoko T. Iskandar :2001).
1. Domestikasi
Perhatikanlah hewan atau tumbuhan yang
dibudidayakan, akan terlihat betapa suatu bunga mempunyai begitu banyak variasi
dalam bentuk, ukuran dan warna. Kita juga mengetahui adanya variasi warna,
bentuk, dan ukuran dari anjing ras. Adanya variasi menunjukan bahwa suatu
organisme mempunyai begitu banyak kemungkinan. Kebanyakan varisi tersebut bukan
variasi yang unggul di alam, hanya karena dipelihara manusialah maka mereka
dapat bertahan.hal ini dapat kita analogikan dengan suatu kelompok organisne di
alam yang tiba-tiba dapat berkembang dan dapat menjadi sangat beragam.
Domestikasi menunjukan bagaimana suatu organisme dapat berevolusi (Djoko T. Iskandar :2001).
Gambar Beberapa varietas anjing yang telah berkembang
akibat domestikasi yang dilakukan manusia
2. Adanya Variasi Antar
Individu Dalam Satu Keturunan
Jika diamati bahwa akibat domestikasi
maka timbul variasi. Sebenarnya tidak demikian, karena variasi sudah ada
sebelum domestikasi. Yang dilakukan oleh manusia adalah melakukan seleksi dari
variasi yang ada.
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua
individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu
perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya
perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu
dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan
yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena
pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.
Perhatikan bahwa dalam
satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi. Ini disebabkan karena pada
perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.
Seleksi
yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya
spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi
merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya
spesies baru.
3. Anatomi Komparatif
Studi komparatif struktur tulang dan
sistem tubuh hewan dari beragam filum menunjukkan sejumlah besar kesamaan.
Bukti yang lebih jelas terletak pada perbandingan anatomi primitif dan modern.
Karakter primitif adalah karakter yang ada sebelum karakter modern. Primitif
tidak harus lebih sederhana, karena hilangnya sebuah struktur atau
kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan modern hanya dapat berguna saat
kita merujuk pada bagian tertentu karakter tersebut, dan sebuah karakter dapat
primitif di satu hal dan modern dalam hal lainnya.
Perkembangan kuda modern adalah salah
satu bentuk yang paling lengkap dalam fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat
jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern
yang lebih besar.
Saat ukuran tubuh meningkat dari Hyracotherium terkecil di zaman
Eosen (sekitar 50 juta tahun lalu) hingga Equus yang terbesar (kuda modern), terdapat penurunan
kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari
ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat.
Evolusi
Kuda
4. Radiasi Adaptasi
Radiasi adptasi adalah suatu fakta
mengenai timbulnya suatu kelompok organisme pada suatu masa. Kemunculan
kelompok organisme tersebut biasanya digambarkan sebagai kemunculan yang tidak
terlalu mendadak, tetapi pada umumnya melibatkan banyak sekali anggotanya (Djoko T. Iskandar :2001).
Gambar ; Pohon evolusi
Finch Darwin
Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah
bentuk primitif sebuah spesies berkembang menjadi sejumlah besar bentuk modern,
masing-masing teradaptasi dengan kondisi lingkungan tertentu. Salah satu contoh
terbaik radiasi adaptasi adalah burung finch Darwin dari kepulauan Galapagos.
Kepulauan Galapagos adalah sekelompok pulau di Samudera Pasifik yang berjarak
965 kilometer di barat Ekuador. Setiap pulau memiliki iklim mikronya sendiri
dengan flora dan fauna berbeda.
Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi
Kepulauan Galapagos pada abad ke-19. Ia menemukan kalau tiap pulau memiliki
tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi untuk makan makanan tertentu
yang ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit satu sama lain dan dari
burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan.
Darwin menyatankan kalau individu
tertentu di tiap pulau memiliki keuntungan bertahan hidup bila mereka lebih
baik dalam makan makanan yang tersedia di tempatnya. Selama banyak generasi,
finch ini bertambah jumlahnya, dan karena mereka terisolasi dari finch di pulau
lain, mereka pada akhirnya menjadi spesies yang berbeda (M. Datun Sukandarrumidi :
1980).
1. Rudimentasi
Rudimentasi diartikan sebagai organ atau
bagian tubuh suatu organisme yang pada awalnya ada tetapi semakin tidak ada
fungsi karena perkembangan zaman dan proses adaptasi.
Berikut beberapa contoh rudimentasi pada
organisme :
—
Contoh sebelumnya
menunjukan adanya celah insang pada semua Vertebrata darat. Dengan
berkembangnya embrio, maka celah insang akan berkembang menjadi insang pada
ikan dan katak, tetapi mengalami reduksi pada Vertebrata darat.
—
Umbai cacing merupakan
contoh lain dari rudimentasi sebagian usus.
—
Tidak ada alasan bahwa
manusia mempunyai tulang ekor, karena selama hidup tulang ekor tidak berfungsi
sama sekali.
Gambar : tulang ekor
pada manusia
2. Bukti Biokimiawi
Fakta menunjukan bahwa adanya suatu
protein sering kali bersifat universal. Misalnya enzim Laktat dehidroginase
ditemukan pada semua vertebrata. Kesamaan tersebur bukan saja dari fungsinya,
tetapi juga bentuk proteinnya. Lebih dekat hubungan kekerabatan dua organisme,
lebih mirip pula struktur biokimiawinya. Kesamaan ini dapat pula ditelusuri
hingga pada DNAnya. Kalau kesamaan itu hanya diantara dua organisme berlainan
jenis, dapat dikatakan sebagai kebetulan. Tetapi kesamaan yang dapat ditemui
adalah pada semua organisme. Contoh lain adalah misalnya protein histon yang terdapat pada kacang kapri
dan sapi hanya berbeda dalam dua asama amino (Djoko T. Iskandar :2001).
3. Bukti Sistematik
Data sistematik dapat memberikan
gambaran yang nyata dari organisme yang paling primitive kepada organisme yang
lebih maju. Misalnya kalau kita memngambil contoh vertebrata, maka kita akan
melihat dengan jelas bagaimana antara ikan dengan reptile terdapat katak. Katak
merupakan hewan peralihan dari ikan ke reptile misalnya masih mempunyai insang
seperti ikan, tetapi berkaki empat seperti reptile. Kalu reptile berevolusi
dari ikan dan kemudian berevolusi ke amfibi, maka pada reptile, insang telah
hilang, dan harus kembali diciptakan untuk amfibi. Data fosilpun mendukung
bahwa ikan ada sebelum ada amfibi dan reptile, sedangkan amfibi ada sebelum reptile.
Jadi data sistematik sudah memberikan gambaran mengenai proses evolusi tanpa
perlu diterangkan secara terperinci.
B.
Bukti Berdasarkan Adanya Fosil
Yang Ditemukan Di Lapisan-Lapisan Bumi
1. Bukti Fosil
Fosil adalah sisa-sisa tanaman
dan hewan yang terlestarikan atau biasa disebut membatu. Mereka sering
ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan penumpukan perlahan
atau sedimentasi. Usia fosil ditentukan dengan pengukuran
karbon. Fosil tanaman atau hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif
(carbon 14) dengan karbon non radioaktif (carbon 12). Dengan menggunakan
tingkat peluruhan karbon 14 menjadi karbon 12, usia fosil dapat ditentukan.
Catatan fosil yang
tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti yang sah mengenai
perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah batuan, semakin tua
usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru dan lebih rumit.
Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil di endapan
keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya, yang
dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri.
Tahun 1998, Wes Linster (14 tahun) menemukan
kerangka hewan prasejarah bersayap yang hampir sempurna saat ia berburu fosil
di Montana. Para ilmuan memperkirakan kalau predator mirip burung ini hidup
lebih dari 75 juta tahun lalu. Dinosaurus ini (gambar ) diberi nama Bambiraptor
feinbergi, menunjukkan kalau ia masih anak-anak dan belum mencapai ukuran
tubuh sepenuhnya. Ia memiliki otak yang besar, sternum mirip burung, dan lengan
mirip sayap. Fosil ini langka karena lengkap tanpa kehilangan satu tulangpun.
Fosil lain yang menunjukkan adanya transisi antara dinosaurus dan burung yang
ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir adalah : fosil Anchiornis huxleyi dari
provinsi Liaoning, China, serta Longicrusavis houi juga
dari China.
Gambar . Bambiraptor,
sebuah dinosaurus bersayap pra sejarah yang hidup 75 juta tahun lalu.
http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi.html
Gambar : fosil Anchiornis huxleyi.
Memperkuat gagasan bahwa burung berasal dari Dinosaurus
Tipe fosil lainnya juga memberi bukti spesies
purba. Amber adalah getah pohon yang mengeras. Serangga
terjebak dalam getak lengketnya dan terlestarikan saat getah tersebut menjadi
amber. Es telah melestarikan hewan yang cukup besar, seperti Mammoth wol, yang mungkin terjebak
glasier di Siberia. Cetakan daun terlestarikan di batu bara saat ia terbentuk. Petrifikasi,
penyerapan materi mineral oleh tanaman dan hewan yang telah mati,
melestarikan spesies tersebut dalam bentuk batu. Tumpukan fosil pohon yang
dijual di berbagai tempat di Sukabumi dan diambil dari hutan gunung
berapi merupakan contohnya. Fosil harimau gigi pedang telah ditemukan di
cekungan aspal cair di La Brea, Los Angeles.
Gambar : fosil naga
yang ditemukan di Desa Guanling, Kota Anshun, China (1996)
Sumber :
http://www.faktailmiah.com/
Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga
bentuk binatang dapat direkonstruksi secara umum atau untuk mengetahui
bagaimana binatang bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat
menempel otot dan ukuran serta bentu otot, memungkingkan rekontruksi keseluruhan
bentuk binatang. Paleontologi adalah ilmu yang khusus mempelajari mengenai
fosil.
Gambar: Memperlihatkan bekas jejak kaki dinosaurus yang 120 juta tahun
yang lalu ketika hewan ini berjlan di dasar sungai dikawasan Arizona, Amerika
Serikat.
Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu
organisme setelah mati dapat diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara
utuh menjadi fosil pada batu ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan
mudah seakan-akan baru mati. Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat
gajah yang telah punah, kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah
membeku selama 40.000tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam
studi biokimia
Gambar :Memperlihatkan fosil anak dinosaurus yag terawetkan secara utuh.
Gambar Fosil Mammoth
Akan tetapi, pengawetan total organisme
secara utuh jarang terjadi. Biasanya setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh
dengan cepat dirusak oleh pemakan bangkai atau busuk karena bakteri. Bagian
keras seperti tulang atau cangkang lebih tahan terhadap pengrusakan, karena itu
kemungkinannya lebih besar untuk menjadi fosil. jika dikelilingi oleh sedimen
tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat menjadi fosil yang dengan mudah
dapat dikenali ratusan juta kemudian, lama setelah sedimen yang membungkusnya
berubah menjadi batuan seperti serpihan atau batu pasir. Fosil-fosil ini
malahan dpat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu yang sangat lama.
dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun telah ditemukan asam amino dan peptida.
Gambar Jejak kaki dinasaurus yang
memfosil akibat dikelilingi sedimen tanah liat atau pasir.
Kita
tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia paling
tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya tidak ada
pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat
menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang
diktakan adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang
memusnahkan organisme diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi memberikan jawaban
yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua organisme yang
hidup sekarang ini pada suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang
sama. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa pada waktu yang lampau
terdapat lebih sedikit jenis makluk hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal
ini sesuai dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika kita menuruni Grand
Canyon di Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan demi lapisan
batu batuan sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua. Makin
dalam kita menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis fosil.
Selanjutnya juga terdapat fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang
lebih dalam itu kurang kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di
lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat dilapisan tanah yang secara geologi
lebih muda, sedangkan fosil cacing terdapat dalam lapisan yang lebih tua.
Gambar : Grand Canyon di Amerika Serikat
Perlu
diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah menemukan sejarah
fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti erosi. Oleh
karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link).
Sebagian besar kecaman terhadap Darwin
datang terkait kegagalan para paleontologi untuk menemukan missing link,
merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa organisme yang sekarang ini
berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai fosil. Tetapi seiiring dengan
waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan missing link. Fosil
Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara burung dan
reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Kesenjangan pada data fosil masih sangat
mencolok pada hewan bertubuh lunak dan pada manusia. Hal ini tidak mengherankan
bila kita ingat bahwa peluang kedua tipe organisme dan hewan darat lainnya
(terutama primata yang cerdas) mati ditempat dimana dia akan tertutup dengan
cepat oleh sedimen adalah kecil.
Kemudian, juga harus diingat bahwa
jangan berharap untuk menemukan informasi secara lengkap selain bagian-bagian
catatan fosil. Sebagian besar fosil yang pernah terbentuk masih ada di
pegunungan, dalam tanah dan lautan, mungkin juga telah rusak oleh gejolak
geologi berikutnya Rintangan terbesar menemukan missing link ialah evolusi
spesies baru dari tumbuhan atau hewan umumnya terjadi dalam populasi kecil pada
organisme yang kurang mengalami spesialisasi.
Gambar: Fosil Archeopteryx
Meskipun kita mungkin tidak akan
pernah mampu merunut evolusi semua makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi
adanya fosil dan penyebarannya yang telah ditemukan memberikan pada kita
beberapa bukti nyata dari evolusi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evolusi
merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada mahluk hidup secara perlahan
dan dalam waktu yang lama dari mahluk hidup yang tidak adptif menjadi mahluk
hidup yang adaptif. Teori evolusi adalah salah satu teori yang masih hangat
dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli,
tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan
fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup
Ada banyak alasan yang dapat digunakan
untuk membuktikan bahwa evolusi memang terjadi. Bukti-bukti evolusi yang
dikemukakan pada makalah ini hanya beberapa contoh yang mungkin akan mudah
dimengerti. Evolusi dapat dibuktikan mulai dari bukti skala kecil seperti pada
pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi antara suatu bagian dari organisme
hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas seperti pembandingan data
sistematik. Data-data yang ada saling mendukung bahwa suatu proses yang
universal telah berlangsung, yaitu proses evolusi abiotik maupun proses evolusi
biotik. Kedua-duanya bekerjasama ataupun saling mempengaruhi hingga
terbentuknya bumi sekarang. Data-data modern seperti data genetika (DNA) dan
data biokimia yang menunjukkkan betapa kesamaan yang besar antara organisme
eukariot mulai dari tanaman hingga manusia merupakan fakta yang sangat
meyakinkan mengenai proses evolusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Evolusi
Manusia. Wikipedia. Alamat website : http : //in.wikipedia.org/wiki/evolusi
manusia/ [diakses 13 Desember 2011].
Iskandar
T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen
Biologi. Bandung : ITB
Muhaimin. 2011. Bukti Evolusi. Alamat website ; http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi/
[diakses pada 17 Desemeber 2011]
Pamungkas, Bambang. 2011. Evolusi : Pemahaman Teori dan Bukti Evolusi.
Alamat website http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/
[diakses 17 Desember 2011]
Sukandarrumidi., Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.